Thursday 27 June 2013

DARI BANDUNG—SUNTEC—SUZHOU


Judul Buku                  : Finding You: Kau Memang Tercipta Untukku
Pengarang                   : Yudith Fabiola
Penerbit                       : Bhuana Ilmu Populer
Tahun Terbit                : 2013
Tebal                           : 235



Sederhana. Deskriptif. Mengayakan. Tiga kata itu membelah kepalaku setelah baca novel ini.

Kisahnya cukup sederhana. Terbolak-baliknya hati seorang wanita muda bernama Sekar dalam menemukan cinta sejati. Sekar tidak mau dijodohkan karena trauma dengan kata-kata itu. Kekasihnya, Tedi, menikahi perempuan lain yang telah dijodohkan keluarganya. Sekar pun menolak keras perjodohan dengan sepupunya, Adi, meskipun hati kecilnya menyukai Adi. Kenyataan pahit menghempas hatinya saat Sekar berada di airport Changi. Dia melihat seorang wanita mencium pipi dokter Danny dan mendapati Adi akan segera menikah.

Penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga multiple—penulis memasuki banyak kepala: Sekar, Adi, Danny. Membaca gaya penceritaan seperti ini, unsur kejutan jadi tidak bisa dirasakan. Karena pembaca mengetahui apa isi hati masing-masing tokoh tanpa tokoh sendiri tahu isi hati lawan bicaranya. Sebagai gantinya muncul perasaan geregetan pembaca dengan karakter Sekar yang super lugu masalah cowok. Keuntungan sudut pandang seperti ini, penulis  bisa mengontrol perasaan pembaca. Dalam layar kaca dan layar lebar sudut pandang semacam ini, disebut juga sudut pandang “penonton tahu tokoh tidak tahu”, banyak dipakai.

Beberapa konflik dalam Finding You ada yang cukup potensial dikembangkan. Seperti konflik antara Sekar-Danny-Angelika. Konflik Sekar-Adi-Perempuan di Changi Airport, terlalu sayang diselesaikan tanpa punishment yang lebih menohok Sekar. (Yang ini selingan ga penting: Pembaca mana yang tidak geregetan pada Sekar karena mengacuhkan Adi, cowok bule yang super sopan? (Aih, pembaca ganjen plus bawel!))

(Lanjut…) Para penyuka novel traveling pasti suka penggambaran setting cerita ini. Singapura dan Suzhou. Perjalanan seminar International Dental Exhibition dan Meeting yang diikuti Sekar di Singapura sangat menarik. Gambaran sejak para dokter gigi menginjak kaki di airport Changi menuju Suntec City, Pantai Palawan, Marina Barrage, Library, tertangkap utuh di benak pembaca. Sempat senyum-senyum sendiri bacanya. (Weits.. OOT sejenak. Ketawa ketiwinya karena ingat komik Tiga manula Jalan-Jalan ke Singapura.(1) Dengan konyol, Sanip dan Waluyo menggambarkan gap Indonesia-Singapura). Di novel Finding You, Sekar mengagumi begitu tertib dan hi-tech lingkungan Singapura.

Selain pengenalan setting kota yang apik, latar belakang cerita Finding You adalah Fakultas Kedokteran Gigi. Dijamin pembaca puas dengan eksplorasi penulis mengenai seluk beluk kedokteran gigi. Pembaca umum, mendapat bekal sekeranjang pengetahuan kesehatan gigi. Bertebaran istilah ilmiah kesehatan gigi dalam novel tidak mengganggu alur cerita. Malah memacu pembaca menyerap informasi baru dengan asyik. Bagi pembaca mahasiswa, siap-siap aja melirik pindah ke fakultas kedokteran.

Paduan kisah sederhana dengan deskripsi tempat yang detail dan mengayakan seperti itu, membuat novel chiclit ini seperti permen coklat. Lumer di mulut, nancep di hati. Meski menunya sederhana, penulis meraciknya dengan pengalaman pribadi selama kuliah di fakultas kedokteran gigi dan tinggal di tiga kota eksotis dalam novel. Penulis melakukan transfer pengalamannya kepada pembaca. Sehingga terhidanglah chiclit rasa Yudith Fabiola. Pesan Guru Peri Ary Nilandari, Penulis harus menggali dirinya sendiri untuk menghadirkan cerita dengan orisinalitas tinggi. Karena setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan (wisdom) yang unik. (2)

Menurutku, penulis cukup memahami kekuatan penulisannya. Baik dalam novel maupun truestory miliknya. Cukup luwes memasuki segmen chiclit atau novel anak yang ditulisnya. Aku yakin penulis bisa menembus berbagai genre dengan kekentalan dunia medis yang dikuasainya, seperti novel Nothing Last Forever-nya Sidney Sheldon. Ditunggu karya-karya solo berikutnya, Mbak Febi! (*)


Sumber Referensi:
(1) Rachmadi, Benny. 2011. Tiga Manula Jalan-Jalan ke Singapura. KPG.

No comments: